metropesawat.com, ACEH TIMUR – Bau apa ini? Begitulah sekilas pertanyaan yang muncul dari warga yang melintas di jalan Peureulak – Lokop, tepatnya di kawasan Gampong Tampak, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Ya di desa ini terdapat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Alam Sawit Indo, milik salah satu pengusaha sukses di Aceh Timur, dan baru masa uji coba dan beroperasional tiga bulan terakhir.
“Baunya menyengat sekali, gak tahan kita,” ungkap warga tersebut, Senin (5/5/2025).
Sekilas kehadiran investasi di sektor pabrik kelapa sawit ini tentu sangat berdampak positif terhadap daerah, terutama desa sekitar karena mampu menyerap lapangan kerja.
“Ada dua ratus karyawan bongkar muat di PKS ini. Dan dalam sehari pasokan tandan buah segar mencapai ratusan ton,” ungkap sumber metropesawat.com, yang enggan namanya disebutkan.
Aktivitas PKS ini hanya berjarak sekitar ratusan meter dari jalan Peureulak – Lokop, tak jauh dari pemukiman penduduk, dan aliran sungai tampak yang bermuara ke sungai Peureulak.
Sekeliling PKS ini terdapat tiga desa yakni Desa Tampak, Desa Bhom Lama, dan Alue Bate.
Namun meski baru beroperasi, disamping memberikan dampak positif. Kehadiran PKS ini juga menuai masalah baru bagi lingkungan.
Bau tak sedap yang mengikuti arah mata angin itu diduga muncul dari limbah PKS tersebut.
Disamping menimbulkan bau tak sedap dari aktivitasnya, juga menimbulkan kebisingan bagi warga setempat.
Dalam melancarkan operasionalnya, PKS diduga hanya memakai jasa orang – orang penting di desa untuk mengkondisikan bahwa Operasional dan kehadiran PKS semata-mata memberikan dampak positif dengan mengesampingkan keluhan-keluhan lingkungan yang dialami masyarakat.
“Jika benar bau busuk yang dirasakan masyarakat selama ini akibat dari limbah PKS tersebut. Maka yang menjadi pertanyaannya, bagaimana izin lingkungannya bisa diterbitkan, karena salah satu syaratnya harus ada analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), upaya pemantau lingkungan, yang mana tujuan daripada AMDAL itu untuk memastikan pembangunan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat,” pintanya.(*)