Karena rawannya terjadi kebakaran lahan, atau rumah, pemerintah juga harus menyiagakan armada pemadam. “Jika perlu heli kopter pengangkut air,” ungkap Bayu.
Ketua Pengurus Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (Yakata), Zamzami Ali mengatakan, musim kemarau atau bencana kekeringan, tidak hanya terjadi di Aceh Timur tetapi juga melanda daerah lain bahkan sejumlah negara di berbagai belahan dunia merasakan hal yang sama.
“Cuaca ekstrem, khususnya kekeringan diperparah akibat kerusakan hidrologis yang terjadi saat ini. Seperti kerusakan di daerah aliran sungai (DAS), terutama kawasan hutan yang membuat kita tak punya cadangan air, karena hutannya sudah rusak,” kata Zamzami.
Dia menyebut, langkah kongkrit yang bisa dilakukan yakni memperbanyak daerah serapan air seperti penghijauan atau reboisasi dan membuat tempat untuk cadangan air (waduk atau kolam).
“Kita juga harus terbiasa untuk menghemat air, saat sedang melimpah justru kita buang-buang atau mubazir. Selain itu juga penting untuk menjaga lingkungan terutama kawasan hutan yang menjadi sumber air kita,” jelasnya. [Ardi]