metropesawat.com, ACEH TIMUR | Warga di Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur, mengeluh sulit mendapatkan gas LPG dan meminta Pertamina dan Pemkab Aceh Timur mengawasi ketat distribusi produk energi ini di tingkat pangkalan. Stok LPG tiga kilogram di pangkalan sering cepat habis, padahal baru saja mendapat suplai dari agen/distributor.
“Distribusi lancar, namun seringkali stok LPG tiga kilogram di pangkalan cepat sekali habis, padahal baru saja mendapat suplai dari agen/distributor,” kata Mahmuddin, seorang warga Mata U Desa Alue Ie Mirah, Minggu (21 Desember 2025).
Mahmuddin khawatir bahwa sebagian stok LPG subsidi tersebut dijual ke pedagang pengecer (kios-kios) dengan harga di atas HET (harga eceran tertinggi).
Oleh karena itu, Pertamina harus mengawasi secara ketat agar penjualan LPG bersubsidi tidak memberatkan masyarakat di tengah situasi tanggap darurat bencana,” tuturnya.
Sementara itu, Nuraki, dari Aliansi Masyarakat Cinta Aceh Timur, menduga Pangkalan LPG UD.Ayu Rahayu yang beralamat di Dusun Mesjid Desa Alue Ie Mirah tidak menyediakan stok LPG di pangkalannya, bahkan lokasi pangkalannya tidak diketahui. Nuraki menduga pangkalan tersebut melayani pengecer di luar lokasi usahanya, demi mendapat keuntungan lebih besar.
“Stok LPG di pangkalan lainnya sangat terbatas, dengan antrian mengular panjang. Harga LPG 3 kg di pangkalan Rp 25.000/tabung, sementara harga pada tingkat pengecer berkisar Rp 35.000 sampai Rp 40.000/tabung, itupun stoknya sering habis,” kata Nuraki.
Warga penyintas bencana dari Desa Sejudo dan Blang Seunong sering tidak mendapatkan LPG subsidi dan pulang dengan tangan kosong. Nuraki mendesak Pemkab Aceh Timur melalui Camat Indra Makmu bersama Pertamina sesekali melakukan sidak untuk mengetahui stok (kuota) dan kemungkinan adanya pangkalan nakal yang merugikan masyarakat.
“Jika ada pangkalan nakal seperti itu, mereka harus ditindak tegas. Jangan memberikan toleransi kepada pangkalan nakal,” pinta Nuraki.
Repoerter : Iskandar
Editor : Jamadon
