Oleh : Dara Assyifa *
Boleh jadi banyak orang memiliki pandangan bahwa penyandang disabilitas atau individu yang mengalami keterbatasan fisik itu tidak memiliki kemampuan untuk mencapai kesuksesan dibandingkan dengan individu yang normal.
Padahal, setiap orang itu memiliki potensi yang unik dalam dirinya, tidak terkecualikan penyandang disabilitas. Setiap individu mempunyai keterbatasan atau kekurangan pasti mempunyai kesempatan untuk sukses.
Munawar merupakan seorang penyuluh agama Non Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Urusan Agama (KUA) Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Munawar mengalami keterbatasan fisik yaitu sebagai Tunanetra Low Vision sehingga kondisi kedua matanya tidak jelas untuk melihat, matanya mulai kabur sejak 2008.
Dan jika berkomunikasi atau berinteraksi dengannya terlihat sulit bicara dan tubuhnya sering bergemetar. Namun ditengah keterbatasan fisiknya, Munawar juga dikenal sebagai seorang ustad yang mengajarkan kitab kuning dan Al-Qur’an kepada santrinya.
Pria kelahiran Aceh Utara Juni 1982 ini mengaku sudah lama merantau dan bertanah air di Kota Banda Aceh seperti yang pernah dilansir sejumlah media massa.
Munawar pernah menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Cot Tengoh Aceh Utara, kemudian lanjut ke SMP Dayah Terpadu Ulumuddin, Cunda Lhokseumawe, Sarjana di UIN Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Bahasa Arab tamat tahun 2006 dan S2 UIN tamatan 2013 Jurusan Pendidikan Islam.
Kini, Munawar bersama istrinya dan beserta kelima anaknya tinggal di Gampong Lambaro Skep, Dusun Diwai Makam, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Istri dari Munawar saat ini bergelar pendidikan Magister Agama (M.Ag) yang masih honorer di sebuah perguruan tinggi di Kota Banda Aceh.
Ketekunan Suami Cut Kaslinda ini dalam mengajarkan kitab kuning dan alquran, sampai Ia mendirikan sebuah balai Seumeubeut (balai pengajian) di komplek rumahnya yang diberi nama An-Nury.
Bagi pria berkulit putih ini, dalam hidup tidak boleh pesimis, harus dilalui dengan optimis, semua manusia sama di sisi Allah yang membedakan hanyalah ketaqwaannya.
Disabilitas yang disandangnya bukan sebuah halangan untuk keberhasilan, buktinya Munawar telah meraih sejumlah prestasi yang membuat dirinya tidak mudah patah semangat dan tetap mengajarkan beberapa kitab kuning dan alquran kepada anak anak di Gampong Lambaro Skep, Dusun Diwai Makam, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Bahkan di dusun itu pula ia dipercayakan sebagai tengku imum rawatib sholat lima waktu di Mushalla yang berjarak beberapa meter dari rumahnya.
Pada tahun 2019 lalu, Munawar anugerah sebagai penyuluh agama teladan tingkat Kota Banda Aceh, sudah tentu berbagai tahapan harus dilewati, dari beberapa penyuluh agama Kota Banda Aceh yang ikut berkompetisi saat itu.
Dengan keterbatasannya itu, Munawar harus menggunakan aplikasi sebagai tunanetra di laptop maupun di hp terlebih dahulu di instal. Di laptop dikenal aplikas job acces with speech (Jaws) adalah sebuah pembaca layar (screen reader). Dan begitu juga di hp dengan aplikasi talkback.
Anak Abdul Mutalib Ali (tukang bangunan) yang telah almarhum ini sempat mengisahkan saat mengikuti tes calon mahasiswa di pasca sarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh.
Untuknya disediakan tempat khusus dan semua soal ujian payah dibaca oleh pengawas. Sehingga Munawar menggunakan kemampuan pendengaran untuk menjawab semua soal soal yang sudah disiapkan.
Tak hanya itu, ketika ikut tes tulis sebagai penyuluh agama Non PNS di Kota Banda Aceh, dengan hal yang sama, soal soalnya dibacakan oleh pengawas di ruang khusus.
Di sela kesibukannya, Munawar banyak mengajarkan kepada komunitas penyandang tunanetra dalam menggunakan aplikasi talkback, dan juga mengajarkan ilmu agama kepada komunitas tersebut.
Entah karena itu pula, Munawar juga dipercayakan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Provinsi Aceh di Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI).
Munawar menceritakan, jarak rumah dengan kantor tidak begitu jauh hanya beberapa meter, kadang memberanikan diri naik kendaraan sendiri, meski harus ekstra hati hati, apalagi di jalan banyaknya kendaraan lalu lalang.
Tidak hanya itu prestasi yang diraih Munawar, Ia kembali masuk dalam daftar Nomine Penyuluh Agama Islam Award 2023 berdasarkan hasil penilaian Portofolio, Video dan Karya Tulis Ilmiah periode 31 Juli – 2 Agustus 2023 katagori Pendampingan Kelompok Rentan.
Tentu saja apa yang diraih Ayah lima anak ini dalam hidupnya menjadi inspirasi bagi keluarga dan bagi orang lain, tidak mudah patah semangat dan terus berkarya.
Di setiap kegiatan yang dilakukan Munawar, teman-temannya selalu memberi semangat tanpa henti dan dukungan yang luar biasa, begitupun dari pihak keluarga Munawar sendiri.
Munawar adalah seseorang yang dapat menginspirasi kita dari kisah kehidupannya tentang bagaimana seseorang yang memiliki kekurangan bisa mengubah menjadi kekuatan untuk menjalani kehidupan dengan penuh harapan dan semangat.
Dengan berbagai pencapaian yang telah berhasil didapatkan oleh Munawar dapat membuat keluarganya merasa bangga terhadap dirinya, terutama bagi Nurbaiyah, sang Ibu Munawar yang kini sudah renta.
Contohlah Munawar!
Penulis : Dara Assyifa
Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Fakutas Psikologi