metropesawat.com, IDI RAYEUK – Gagal tarik bantuan lansung tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) korban banjir warga Desa Umah Sunti, Kecamatan Serba Jadi (Lokop), Aceh Timur, pulang dengan penuh rasa kecewa dan sedih.
Hal itu dialami,
Hiswanda alias Dohot bersama istrinya Susi Susianti.
“Kami pulang dari Idi, rencananya mau tarik BLT Kesra, namun gagal dengan alasan dari pihak Bank BSI bahwa uangnya sudah ditarik pemerintah pusat,” ungkap Dohot sedih kepada wartawan saat ditemui di salah satu warkop di Simpang Gampong Beusa, Peureulak Barat, Selasa (23/12/2025).
Akibat gagal tarik BLT Kesra, Dohot dan istrinya yang merupakan korban banjir bandang Kamis 27 November 2025 lalu, tidak bisa pulang karena tidak memiliki sumber uang untuk membeli BBM.
“Kemarin (Senin 22/12) sekitar pukul 15.00 WIB baru dikabari oleh koordinator PKH Serba Jadi bahwa saya dapat BLT Kesra, dan disuruh turun hari itu juga, kan gak mungkin lagi saya turun kemarin ke Idi karena sudah sore, makanya saya turun ke Idi Selasa hari ini, tapi kata pihak Bank uangnya sudah ditarik pusat,” jelas Dohot sedih.
Menurut Dohot, berdasarkan data yang diprint, uang senilai Rp 900.000 sudah masuk ke rekening istrinya, untuk periode 20251201-20251223. Namun karena terlambat penarikan, dan akibat terlambatnya informasi yang diperoleh sehingga uang gagal ditarik.
Dohot, mengungkapkan uang itu rencananya dipergunakan untuk keperluan selama darurat pasca musibah banjir. Apalagi rumahnya kini sudah tidak ada lagi karena hilang diterjang banjir bandang.
“Kami sangat kecewa, dan sedih. Kami terlambat mendapatkan informasi karena ini perdana kami dapat bantuan BLT Kesra, selain itu kami juga saat ini terkena musibah banjir,” ungkapnya sedih.
Untuk turun ke Idi, kata Dohot, ia meminjam tetangga Rp 100.000, untuk keperluan BBM dan makan di jalan. Apalagi pasca banjir, jelasnya, harga BBM Rp 20.000 per liter, dan perjalanan Lokop-Idi menghabiskan 3 liter BBM untuk 3-4 jam perjalanan.
“Karena gagal tarik duitnya, tadi saya beranikan minta uang Rp 15 ribu kepada kepala bank. Kini saya tidak ada uang lagi untuk beli BBM untuk pulang,” jelas Dohot dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar cerita sedih yang disampaikan Dohot, seorang dermawan rekan awak media memberikan uang Rp 100 ribu untuk perjalanan pulang ke Lokop.
“Seharusnya dalam kondisi seperti saat ini masyarakat terkena musibah, jangan lagi dipersulit. Informasi terkait pencairan pun sudah deadline diberitahukan, sementara daerah Lokop baru saja dilanda musibah, selain itu jauh dengan ibu kota, dan sukit akses jaringan komunikasi,” ungkap tokoh dermawan yang juga pemerhati pembangunan Aceh Timur.
Anggota DPRK Kecam Pihak Bank Penyalur
Sementara itu, Anggota DPRK Aceh Timur, dari Fraksi Gerindra, Samin Alam Tanoga, mengecam sikap sewenang-wenang pihak Bank penyalur yang tidak mencairkan BLT Kesra untuk warga Lokop, yang juga korban banjir bandang Aceh Timur.
“Seharusnya dalam kondisi seperti ini, warga Aceh Timur sedang dilanda musibah banjir bandang, petugas koordinator jemput bola dengan cepat memberitahukan informasi kepada penerima manfaat. Begitu juga pihak seharusnya jemput bola bagi keluarga penerima manfaat yang terdampak banjir. Seharusnya uang tersebut dapat membantu meringankan beban saudara saudara kita ditengah kondisi krisis pasca dilanda musibah banjir,” ungkap politisi Gerindra ini saat ditemui di Peunaron, Selasa sore kemarin. (*)
