BANDA ACEH, metropesawat.com, Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Koordinator Bidang BUMN & BUMD, Abdul Hadi Abidin, SH mempertanyakan kenapa dalam dua bulan terakhir Garuda Indonesia tidak ada penerbangan langsung KNO (Medan) – BTJ (Banda Aceh).
“Kondisi Aceh saat ini sangat aman dan kondusif, tidak perang. Masyarakat Aceh terutama kalangan pembisnis, dan penjabat sangat membutuhkan penerbangan langsung Garuda Indonesia KNO-BTJ atau BTJ -KNO secara langsung bukan transit,” kata Abdul Hadi Abidi, Rabu (25/06/2025) malam.
Pantauan pria yang akrap disapa Adi Maros itu, banyak pengusaha dan para investor yang hendak ke Aceh kecewa dengan tidak ada penerbangan pesawat Garuda Indonesia langsung KNO-BTJ dan sebaliknya setip hari.
“Jika transit Jakarta harga tiket automatis mahal, dan membutuhkan waktu lama. Untuk maskapai lainnya, selain harga tiket yang mahal juga sulit memperoleh tiketnya,” kata Adi Maros.
Ia berharap Garuda dapat melakukan penerbangan rute Banda Aceh- Medan setiap hari. “Kami dari pihak Kamar Dagang (KADIN) Aceh meminta pihak Garuda Indonesia untuk segera mengadakan penerbangan kembali secara langsung (tidak transit) Medan- Banda Aceh- Banda Aceh- Medan rutin,” harapnya.
Abdul Hadi mengulang sedikit history Garuda Indonesia harus mengingat sejarah bahwa jasa masyarakat Aceh sangat besar terhadap Garuda Indonesia.
“Ingat, cikal bakal Garuda Indonesia, adalah Indonesia Airways yang menggunakan pesawat Dakota RI- 001 Seulawah, yang dibeli dengan peluh masyarakat Aceh tempo dulu,” kisah Adi Maros.
Kata Abdul Hadi Abidin, Garuda Indonesia, ”Bek Lagei Kacang Tuwo Keu Kulet” (jangan seperti kacang lupa kulitnya). “Meski tidak menguntungkan dari segi bisnis, penerbangan harus ada setiap hari. Ini perkara ingat jasa masyarakat Aceh tempo dulu,” imbuh Adi Maros.
Penerbangan Garuda Indonesia ke Aceh penting dalam rangka meningkatkan iklim investasi Aceh pada masa Gubernur Aceh periode ini.
“Penerbangan Garuda Indonesia dari KNO -BTJ dan BTJ -KNO secara langsung setiap hari juga sebagai upaya memajukan Aceh sektor pariwisata Aceh, Visit Aceh Years 2025 dan seterunya,” demikian Abdul Hadi Abidin. [Haskad]