Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Aceh Timur akhirnya (hampir) bisa dipastikan akan diikuti oleh empat pasangan calon
Iskandar Usman -T. Zainal, Nektu-Amad Lembeng, H. Tole- Apong, dan Yang teranyar, dan terakhir mendeklarasikan diri secara terbuka untuk maju dalam kompetisi ini adalah Dr. Firman Dandy dan Abati Aramiah.
Pasangan yang terakhir ini menarik, karena selain merubah arah dan peta dukungan politik publik, (juga) merupakan satu-satunya pasangan yang komposisinya merupakan perpaduan antara birokrat dan ulama serta gabungan antara intelektual akademis dan kekuatan dayah salafiah.
Pasangan ini juga diusung oleh 3 partai berbasis ideologis islam, yaitu PAS, PPP, dan PKS, sehingga ini menjadi sejarah baru dalam kontestasi pilkada Aceh Timur, bahwa ada kekuatan dari sebuah poros baru, yang mengajak dan mengikut sertakan ulama sebagai pelaku langsung dalam politik praktis.
Hal ini belum pernah terjadi di Aceh Timur sebelumnya, bahkan dari sejak awal pilkada langsung tahun 2006 dilakukan dan baru kali ini ada poros kekuatan politik yang melibatkan ulama sebagai salah satu kontestan pilkada.
Aceh Timur sebagai daerah awal masuk nya islam di nusantara, sudah sepatutnya lah
kepemimpinan daerah di berikan kesempatan kepada ulama dan intelektual.
Kepada mereka yang bukan hanya paham agama, tapi juga kepada mereka yang tidak cacat moral dan “punya noda” dalam benak publik, baik itu dalam hal kebijakan publik, ataupun perilaku personal.
Pasangan Firman-Abati sepertinya membawa secercah harapan untuk era baru Aceh timur.
Selain karena basic dan pengalaman dari Dr. Firman Dandy sebagai elit birokrat Aceh Timur, yang tentu saja tahu “banyak hal” tentang “isi kamar” Aceh Timur, di back up oleh energi spiritual agamis oleh Abati, yang tentu saja bisa bersinergi untuk saling melengkapi, dan juga bisa saling mengontrol satu sama lain.
Kesantunan komunikasi, gaya pergaulan, dan hubungan sosial keduanya dengan publik juga
merupakah daya tarik tersendiri.
Ibarat kata pepatah, semakin berisi semakin merunduk., tidak ada primordial apalagi ego sektoral dalam spirit dan langkah-langkah politik pasangan ini,. Yang terlihat adalah ide-ide , gagasan serta paradigma yang mudah dilahami dan diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Tidak ada caci maki, ataupun kata-kara kotor apalagi narasi-narasi yang memojok dan menyudutkan sekelompok orang dalam setiap pertemuan-pertemuan politik pasangan ini.
Inilah pasangan yang membawa harapan baru bagi terwujudnya masyarakat Aceh Timur yang Meusaneut.
Politik (itu) sebenarnya baik, POLITISI lah yang membuat politik menjadi JAHAT..!
Sebagaimana visi Dr. Firman Dandy, Mewujudkan Aceh Timur yang *BERIBADAH*, yakni Berilmu, Cerdas, Islami, Bahagia, Damai dan Baraqah di 2024-2029 sebagai pondasi kuat mencapai cita-cita besar Aceh Timur Meusaneut (ATM) di tahun 2045.
Jadi kali nyoe, yang “Jeut Ta Harap BANG DANDY ngoen ABATI” Nyan pilihan, HANA LAEN.