Ismed yang merasa heran dengan pertanyaan tersebut lantas balik bertanya memang apa masalahnya sehingga harus meminta izin terlebih dahulu kepada kepala desa sebagai syarat apabila hendak menulis berita.
Namun, menurut Ismed, bukannya jawaban yang ia dapat, Is malah tambah murka dan kembali melayangkan pukulan.
Ismed sempat tersungkur ke atas aspal kemungkinan karena berusaha mengelak pukulan dari Is. Dalam kondisi itu, menurut Ismed, Is sempat menginjak kaki kirinya-siku Ismed mengalami luka dan berdarah, kemungkinan karena terjatuh atau akibat terbentur cincin yang dikenakan oleh Is.
Ismed berusaha meminta maaf kepada Is dan berharap kepala desa itu mau diajak bicara. Namun, upaya Ismed sia-sia belaka, ia malah mendapat caci maki serta sumpah serapah dari Is.
Kuat dugaan penganiayaan yang dialami oleh Ismed berkaitan erat pemberitaan tentang Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes) atau Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang ada di Desa Cot Setui.
Berita tersebut mengungkap kondisi polindes yang ditumbuhi semak-belukar dan tayang di sebuah portal berita online. Is sendiri sudah dikonfirmasi oleh tim KKJ Aceh bahwa penganiayaan yang dialaminya diakibatkan karena pemberitaan.
Ismed datang ke polindes bersama Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Edi Azward. Kedatangan Edi Azward semacam inspeksi mendadak guna menanggapi adanya laporan tentang kondisi polindes. Ismed diminta tolong untuk meliput selama sidak.
Selain kepala dinas kesehatan, Ismed juga mengutip Mt, bidan desa di polindes tersebut. Ketika bertemu di kios, Is sempat menyuruh Ismed untuk menghubungi kepala dinas kesehatan yang dimaksud, tetapi tidak diangkat.
Lanjut Baca halaman 3:>>>