metropesawat.com, ACEH TIMUR – Sejumlah tokoh masyarakat Aceh Timur, menganggap pelaksanaan pelatihan keterampilan bagi warga Aceh Timur yang dilaksanakan Pemkab Aceh Timur, di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Perindustrian, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, di Kota Langsa tidak maksimal.
Awalnya, pelatihan keterampilan ini dilaunching oleh Penjabat (Pj) Bupati Aceh Timur Amrullah M Ridha, didampingi Kajari, pada Rabu (26/2/2025) lalu.

Kemudian saat pelatihan keterampilan hendak dimulai, pelatihan ini dibuka kembali oleh Asisten ll Setdakab Aceh Timur, Dr Darmawan, MISD, di gedung UPTD BLK Aceh Timur, di Gampong Lhok Bani, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Senin (16/6/2025).
Dalam melaksanakan pelatihan keterampilan ini, Pemkab Aceh Timur bekerjasama dengan Ketua Lembaga Senantiasa Benderang Gemilang Indonesia.
Gelombang pertama pelatihan keterampilan itu diikuti 80 peserta warga Aceh Timur selama 7 hari.
“Kontribusi per orang dalam kegiatan ini yang disetor ke lembaga pelaksana Rp 2,5 juta per orang. Jadi setiap desa mengalokasikan Rp 5 juta untuk pelatihan keterampilan ini, selain itu desa juga menambah uang saku Rp 700 ribu, dan uang penginapan Rp 700 ribu per orang. Jadi total desa plot Rp 7,8 juta. Kegiatan ini diikuti 513 desa di Aceh Timur, artinya hampir Rp 4 miliar dana desa terkuras untuk pelatihan keterampilan ini,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Aceh Timur, yang juga pemerhati pembangunan Aceh Timur, Jumat (27/6/2025).
Tokoh masyarakat Aceh Timur, menilai pelaksanaan pelatihan keterampilan ini terkesan tertutup karena tidak ada satupun lokasi pelatihan berada di Aceh Timur.
“Memang BLK di Kota Langsa milik kita Aceh Timur, tapi ada beberapa kegiatan yang layak dilaksanakan di Aceh Timur, seperti menjahit dan beberapa kegiatan pelatihan lainnya,” ungkapnya.
Aceh Timur memiliki potensi yang luas, sehingga wajar dan layak beberapa pelatihan dilaksanakan di Aceh Timur.
“Jika dilaksanakan di Aceh Timur, tentu bisa mengurangi biaya penginapan, transportasi dan beban biaya pengeluaran lainnya,” ungkapnya.
Total yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 10 gelombang yang diikuti 513 desa dari 24 kecamatan. Masing-masing desa mengikutsertakan dua orang.
Setiap gelombang peserta dibagi 5 kelas yang meliputi kelas program pelatihan instalasi listrik, program pelatihan pengelasan, program pelatihan menjahit pakaian.
Kemudian program pelatihan teknik komputer dan jaringan, program pelatihan service sepeda motor sistem injeksi.
Terkait sorotan tokoh Aceh Timur, terhadap pelaksanaan pelatihan keterampilan ini, metropesawat.com, sedang berupaya mengkonfirmasi ketua pelaksana kegiatan. (red)