metropesawat.com, ACEH TIMUR – Publik mempertanyakan komitmen Pemkab Aceh Timur dalam mengelola dan mempertahankan aset Aceh Timur.
Pasalnya, Bimbingan Teknis Ketahanan Pangan dan Peningkatan Kapasitas Aparatur Gampong se Kabupaten Aceh Timur yang semula dilaksanakan di Hotel Royal di Idi (gelombang 1,2 dan 3) kini dialihkan ke Kota Langsa.
Kondisi ini tentu bertentangan dengan semangat pembangunan yang digagas Pemkab Aceh Timur.
Pasalnya, dalam Peraturan Bupati Nomor : 893 /2182 yang ditujukan kepada camat dan Keuchik SE Aceh Timur, bahwa pelaksanaan Bimtek di luar Kabupaten Aceh Timur, hanya dapat dilakukan dua kali.
Yaitu di luar provinsi Aceh sekali, dan di luar kabupaten Aceh Timur dalam provinsi Aceh satu kali.
Nah sementara dalam tahun 2025 ini, para Keuchik sebelumnya telah melaksanakan Bintek sekali ke NTB, dan telah melaksanakan Bimtek di Kota Langsa.

Pelaksanaan Bimtek di Kota Langsa yang dilaksanakan oleh Lembaga Global Edukasi Prospek (GEnPro) menelan anggaran dana desa miliyaran rupiah telah selesai dilaksanakan gelombang pertama terhitung Rabu – Jumat (22-24/10/2025).
“Informasinya masih ada dua gelombang lagi Bintek Ketahanan Pangan yang akan dilaksanakan di Kota Langsa, jika ini berjalan tentu sudah mengangkangi semangat pembangunan di Aceh Timur, dan mengangkangi perbub Aceh Timur,” ungkap tokoh publik Aceh Timur kepada media ini, Senin (27/10/2025).
Berdasarkan surat undangan lembaga pelaksana Bintek yang beredar, tak tanggung-tanggung peserta yang mengikuti Bintek ini harus merogoh Rp 10 juta untuk dua orang peserta.
“Panitia diduga meraup keuntungan ratusan juta rupiah dari proyek bimtek yang menguras dana masyarakat gampong ini,” ungkap pemerhati pembangunan Aceh Timur ini.
Publik menilai ada permainan orang berpengaruh di lingkaran Pemkab Aceh Timur, sehingga Bimtek sebelumnya dilaksanakan di Aceh Timur bisa digiring ke Kota Langsa.
Disisi lain faktanya, Bupati Aceh Timur, bersikeras agar Pemko Kota Langsa segera melunasi dana kompensasi aset Aceh Timur yang ada di Kota Langsa.
“Nah kondisi ini terkesan Pemkab Aceh Timur kecolongan. Kok bisa Bintek yang menguras dana desa miliyaran rupiah dari dana desa dilaksanakan di Kota Langsa, sementara di Idi juga ada hotel bintang tiga, selain itu jika dilaksanakan di Idi tentu akan memberikan multiplier efek kepada pedagang di Kota Idi, seharusnya untuk memajukan Aceh Timur, kita harus berpikir secara rasional dengan kebutuhan kondisi daerah kita,” ungkap tokoh pemerhati Aceh Timur ini.
Sejumlah awak media mencoba konfirmasi panitia pelaksana Bintek tersebut, namun panitia berkilah dan terkesan menghindar memberikan keterangan kepada awak media.(*)
