metropesawat.com, ACEH TIMUR – Meski hari libur, RSUD dr Zubir Mahmud, tetap memberikan penanganan cuci darah atau Hemodialisa bagi pasien yang emergency.
Padahal metode penanganan cuci darah ini termasuk kategori pelayanan bagi pasien rawat jalan, bukan rawat inap, sehingga pelayanannya sama seperti penanganan poly dan jadwalnya pelayanan 5 hari yaitu Senin – Jumat.
“Tapi walaupun hari libur, kita tetap akan melayani kebutuhan pasien yang membutuhkan tindakan cuci darah (Hemodialisa) yang sifatnya emergency atau darurat,” ungkap Direktur RSUD dr Zubir Mahmud, Edi Gunawan, kepada metropesawat.com, Sabtu (12/4/2025).
Edi menjelaskan, pada dasarnya pelayanan Hemodialisa pelayanan bagi pasien masuk rawat jalan, dan bukan pasien rawat inap.
“Tapi kalau ada pasien yang sedang menjalani rawat inap, dan membutuhkan tindakan cuci darah, maka tetap akan kita layani setelah melalui proses konsultasi dan penilaian oleh dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal, dan hipertensi,” jelas dr Edi Gunawan.
Kenapa merupakan kategori pelayanan rawat jalan, karena, jelas Edi, umumnya pasien yang selesai menjalani cuci darah sekitar 6-8 jam langsung bisa pulang ke rumahnya.
Warga : Terimakasih RSUD dr Zubir Mahmud
Sabtu (12/4/2025) sore, menjadi momen kepanikan bagi M Daud Hasyem, dan keluarganya.
Pasalnya, Sabtu sore memasuki hari libur itu, ada Informasi bahwa layanan cuci darah libur, dan tidak ada petugas yang akan melakukan tindakan penanganan cuci darah.
Sementara, Hamidah Hasyem (kakak kandung M Daud Hasyem) warga Gampong Paya Laman, Kecamatan Banda Alam, yang masuk ke RSUD Kamis (10/4/2025) dini hari, divonis gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah.
Untuk diketahui, pasien yang mengalami gagal ginjal kronik (ginjal tidak berfungsi dengan baik) harus menjalani cuci darah menggunakan alat Hemodialisa (HD).
Karena mendapat informasi layanan Hemodialisa tutup, sehingga pihak keluarga menerima informasi bahwa si pasien harus dirujuk ke Banda Aceh untuk menjalani Hemodialisa.
Namun setelah pihak keluarga berkoordinasi dengan pimpinan rumah sakit, dan berkoordinasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal, dan hipertensi, hingga akhirnya Hamidah Hasyem dapat menjalani cuci darah meski pada hari libur tersebut.
“Kami (pihak keluarga) memohon agar kakak kami yang kondisinya kritis dan tidak sadarkan diri agar tetap menjalani cuci darah di RSUD dr Zubir Mahmud. Jika dirujuk ke Banda Aceh, dengan kondisinya tak sadarkan diri, dan jauhnya perjalanan sungguh sangat merepotkan dan habis waktu diperjalanan,” ungkap M Daud kepada petugas medis.
Mendengar keluhan dan permohonan pihak keluarga, dan atas kebijaksanaan pimpinan dan petugas medis RSUD dr Zubir Mahmud, sehingga Hamidah Hasyem dapat menjalani cuci darah pada Sabtu sore tersebut.
Usai menjalani Hemodialisa, Hamidah menjalani rawat inap kembali.
“Kami (pihak keluarga) mengucapkan ribuan terimakasih atas kebijaksanaan pimpinan, dan kebaikan segenap perawat, petugas medis rumah sakit, yang telah memberikan pelayanan terbaik untuk kakak kami, dan pasien lainnya di rumah kebanggaan masyarakat Aceh Timur ini,” ungkap M Daud. (*)