Matanya menatap jauh ke arah horizon, seolah melihat masa depan Aceh yang ingin ia bentuk daerah yang maju dengan masyarakat yang sejahtera.
“Strategi tanpa sinergi adalah langkah tanpa arah. Program tanpa komunikasi adalah kerja tanpa hasil. Karena itu, semua pihak harus saling bergandengan tangan agar arah pembangunan tidak kehilangan kompas,” Lanjut orang Nomor II di Aceh.
Ia juga mengajak semua unsur pemerintah,cendikiawan, akademisi dan seluruh lapisan masyarakat untuk merajut komunikasi dan koordinasi yang kuat, membangun semangat kolektif demi satu tujuan bersama.
“Kita tidak mampu berjalan sendiri. Kodrat manusia itu hidup dalam keterikatan, saling bergantung, saling menguatkan. Belajarlah dari filosofi sapu lidi ketika satu lidi berdiri sendiri, mudah patah, tapi ketika bersatu, ia mampu menyapu jalan yang paling keras sekalipun,” Ujar Wagub penuh makna.
Filosofi itu sontak disambut oleh Wakil Bupati Aceh Timur, T. Zainal Abidin didampingi sang istri yang tampak mengangguk penuh hormat. Dengan suara tenang T. Zainal menimpali bahwa apa yang disampaikan Wagub merupakan cerminan nyata dari arah pembangunan.
“Kami di Aceh Timur sepenuhnya siap bersinergi. Karena kami percaya dengan kerja semua elemen dari pemerintah hingga masyarakat. Kami ingin Aceh Timur berdiri tegak dengan martabat, menjadi kebanggaan bagi rakyatnya,” Ungkap Wabup T. Zainal Abidin.
Kedekatan dua pemimpin ini bukan sekadar simbol, melainkan bukti nyata bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kolaborasi, bukan kompetisi. Mereka menunjukkan bahwa di atas segala jabatan dan kedudukan, ada nilai yang jauh lebih tinggi rasa saling percaya, kebersamaan, dan cinta kepada rakyat.
Sinergi antara Wagub Fadhullah dan Wabup Zainal Abidin menjadi gambaran indah tentang bagaimana pemimpin seharusnya bersikap rendah hati, terbuka, dan berorientasi pada kemajuan bersama.
Keduanya ibarat dua mata air yang mengalir ke satu sungai besar bernama pengabdian. Mereka menyadari bahwa untuk mengubah wajah Aceh dan Aceh Timur, dibutuhkan kekuatan bersama bukan hanya tangan pemerintah, tapi seluruh hati masyarakat yang mencintai tanah kelahirannya.
Dan di hari itu, di tengah hembusan angin Aceh Timur, dua pemimpin yang berjalan berdampingan tetapi dua sosok yang sedang menulis sejarah kecil tentang persahabatan, kebersamaan, dan semangat membangun Aceh yang lebih baik.
Editor : Jamadon
