Metropesawat.com, Aceh Timur | Sidang lanjutan kasus tabrakan beruntun dengan agenda replik JPU terhadap pledoi kuasa hukum terdakwa dr.SM digelar hari ini ,Selasa 23/09.
Dimana sebelumnya kuasa hukum terdakwa telah menyampaikan pledoi (pembelaan) terhadap dakwaan JPU(Jaksa Penuntut Umum).
Pledoi kuasa hukum terdakwa, Rabu, 22/09 menolak sebagian besar dakwaan JPU. Giliran JPU mengajukan replik (Jawaban JPU terhadap nota pembelaan terdakwa) hari ini juga menolak pledoi terdakwa.
Dalam Replik JPU menolak seluruh pledoi kuasa hukum terdakwa , namun replik utama dan mendasar dari JPU adalah penolakan pledoi terdakwa terkait terdakwa tidak sengaja atau tidak memiliki niat untuk mecelakai korban Massyura maupun Mariam.
Dalam Pasal 1 angka 24 UU LLAJ tentang kecelakaan lalulintas , tidak mengenal unsur ketidak-sengajaan atau ketidaktahuan sehingga menyebabkan orang lain korban luka ringan maupun luka berat.
Selanjutnya, JPU juga menjelaskan , bahwa korban Massyura dan Mariam mengalami luka berat (cacat permanen )yang membutuhkan perawatan lebih dari 30 hari dibuktikan dengan keterangan dokter yang menangani di RSUD dr. Zubir Mahmud.
Diakhir pembacaan replik JPU menyampaikan tidak membatalkan tuntutan sebagaimana dibacakan tuntutan sebelumnya dan menampikkan seluruh pledoi yang disampaikan kuasa hukum terdakwa.
Terkait pembacaan replik JPU, keluarga korban Massyura memberikan apresiasi positif.
” Kami ikut menyaksikan sidang replik JPU tadi , dengan menolak semua pledoi terdakwa dan tetap pada tuntutan sebelumnya yang telah disampaikan beberapa hari yang lalu, kami mengucapkan terima kasih. Meski kami kecewa dengan tuntutan 1 tahun kepada terdakwa tapi kami apresiasi kepada JPU. Penantian panjang harapan keadilan bagi kami akhirnya tidak lama lagi akan berakhir, kita tunggu saja putusan dari majelis hakim.” Jelas ayah Massyura.
Usai pembacaan Replik , kemudian majelis hakim menanyakan tanggapan kepada terdakwa dan kuasa hukum terdakwa, namun terdakwa dr.SM dan kuasa hukum menjawab tidak ada.
Sidang lanjutan berikutnya adalah sesi akhir persidangan yang dijadwalkan pada Kamis , tanggal 25 September 2025 dengan agenda pembacaan amar putusan oleh majelis Hakim.
Namun majelis hakim juga menyampaikan masih ada kesempatan bagi terdakwa dan korban untuk melakukan musyawarah atau perdamaian sebelum pembacaan amar putusan.
Laporan : Jamadon | reporter metropesawat. com
Editor : Jamadon